Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

SECRETS OF DIVINE LOVE


Secrets of Divine Love: Sebuah perjalanan spiritual yang mendalam tentang islam yang ditulis untuk hati yang rindu, untuk orang yang mencari sesuatu yang belum bisa mereka temukan. Untuk orang yang kadang-kadang berputar dalam keputusan dan merasa terlalu sempurna untuk mencintai Tuhan yang sempurna. Ada selubung yang tak terhitung jumlahnya antara kita dan Tuhan, tetapi tidak ada selubung antara Dia dan kita. Tabir yang dialami oleh kita antara Tuhan dengan kita sering kali tercipta dari salah persepsi yang terbentuk selama masa kanak-kanak yang menghasilkan visi realistis yang terdistoris.

Misteri: Allah
Ketika terjadi sesuatu pada kita baik atau buruk, sebagai manusia cenderung membingkai pengalaman dengan sebuah interpretasi. Bagaimana kita menafsirkan peristiwa dalam kehidupan kita. Karena interprestasi berasal dari kita dan sepenuhnya subjektif jika diubah, itu akan mengubah cara kita melihat dunia dan Tuhan. Tuhan tidak memiliki titik buta atau batasan. Sama seperti kehidupan yang memberikan kita nafas begitu dekat dengan kita sehingga kita tidak dapat melihat dan menyentuhnya. Al-Qur’an menyatakan bahwa terlepas dari transendasi esensi-Nya, Tuhan lebih dekat kepada kita daripada “urat nadi” kita (50:16).

Dalam Al-Qur’an menjelaskan bahwa Allah berbicara dalam bentuk orang pertama jamak, menyebut diri-Nya sebagai “Kami”. Hal ini tidak berarti bahwa Allah lebih dari satu. Allah adalah titik pertemuan dari semua dualitas dan perbedaan, karena Dia adalah realitas tunggal. Qur’an surat Al-Ikhlas ayat 4 menjelaskan bahwa “Hanya Allah yang dapat mengenal diri-Nya. Karena “tidak ada yang sebanding dengan-Nya”. Oleh karena itu, Allah tidak memiliki lawan dan karena pikiran manusia memahami dunia melalui asosiasi dan perbandingan, yang akhirnya menjadi tidak mampu memahami Allah. “Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus dan Maha Mengetahui. QS.Al-An’am: 103. 

 Kita tidak dapat mengungkapkan sifat abadi dan transenden Allah dengan lisan kita yang fana. “Ketidakmampuan kita untuk memahami sifat Allah adalah pemahaman kita tentang Allah”. Allah adalah As-Samad, yang tidak hanya berarti “berdiri sendiri” tetapi berasal dari akar kata yang berarti “padat, tidak dapat ditembus, tidaak berongga.” Allah adalah pembentuk waktu, pembentuk ruang, penenun jiwa, pembalik hati. Yang menciptakan segala sesuatu secara bertahap, tetapi berada di luar batas waktu.

Kehidupan diciptakan dari nafas-Nya mengilhami cahya untuk memecahkan kegelapan apa pu menjadi fajar kehidupan. Sang inspirasi di hati setiap pencinta, keindahan di balik nyanyiannya burung bulbul, ahli matematika di balik kesempurnaan simetris dalam fraktal alam, dan cahaya yang dipantulkan di hati Rasulullah melalui keagungan-Nya. Laut merah terbelah untuk Musa (QS.Taha:77-78). Terlepas dari asal muasal linguistik., Allah adalah yang menyatukan “ya” dengan “tidak”, karena singularitas-Nya semua dualitas bersatu secara misterius. Allah merupakan jembatan antara alam ghaib dan alam nyata serta titik pertemuan antara ada dan tidak ada. Namun Allah juga merupakan dasar dari polaritas, baik manifestasi batin sepenuhnya (Al-Batin) maupun manifestasi lahirnya sepenuhnya (Az-Zahir). 

“Ambillah satu langkah menuju Aku, maka Aku akan mengambil sepuluh langkah ke arahmu. Berjalanlah ke arah-Ku, maka Aku akan berlari ke arahmu.”
Kita mungkin lambat dalam bertobat, akan tetapi Allah cepat merasa berbalas kasihan, kemurahan hati, penampunan, dan karunia kasih-Nya.


Oleh : Wanda Nabila Mawadah 
Naufal Afif
Naufal Afif Editor Kuliah Al-Islam, Mahasiswa Universitas Ibn Khaldun Bogor, Ketua Umum IMM UIKA 2018-2020

Posting Komentar untuk "SECRETS OF DIVINE LOVE"