Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Peternak Sapi Demo: Isu Sampah Susu Sapi, Impor Susu, dan Program Makan Gizi Gratis


PEMBUANGAN SUSU SAPI
Baru-baru ini, sejumlah peternak sapi perah di Indonesia menggelar demonstrasi terkait kebijakan yang berdampak pada keberlangsungan usaha mereka. Para peternak mengeluhkan harga jual susu sapi yang rendah dan meningkatnya impor susu bubuk, yang menyebabkan mereka harus membuang susu sapi yang tidak terjual. Selain itu, peternak juga mengungkapkan dampak dari program makan gizi gratis bagi anak-anak yang disalurkan dalam bentuk susu impor, yang justru semakin merugikan industri susu lokal.

Salah satu keluhan utama yang muncul dari peternak sapi adalah pemborosan susu yang harus dibuang. Di tengah penurunan harga susu yang disebabkan oleh berlimpahnya pasokan susu impor, para peternak mengungkapkan bahwa mereka kesulitan untuk menjual susu sapi mereka. Pada tahun 2023, harga susu per liter di tingkat peternak Indonesia tercatat turun signifikan, bahkan mencapai angka yang tidak mencukupi biaya produksi, seperti yang dilaporkan oleh Asosiasi Peternak Sapi Perah Indonesia (APSI). Dampaknya, peternak terpaksa membuang susu yang sudah diperah. Data yang dirilis oleh Kementerian Pertanian menyebutkan bahwa pada tahun 2023, sekitar 10% dari total produksi susu sapi di Indonesia terbuang karena tidak ada permintaan. Fenomena ini merugikan peternak dan menunjukkan ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan susu domestik.
IMPOR SUSU YANG MENINGKAT
Salah satu faktor yang memengaruhi rendahnya permintaan terhadap susu lokal adalah tingginya volume impor susu sapi. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa impor susu dan produk susu di Indonesia meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2022, Indonesia mengimpor susu bubuk lebih dari 300 ribu ton, yang sebagian besar berasal dari Australia, Selandia Baru, dan negara-negara Eropa. Hal ini berdampak pada harga jual susu lokal yang tertekan, karena konsumen cenderung memilih produk impor yang lebih murah. Pemerintah Indonesia memang berupaya untuk mengurangi ketergantungan pada susu impor melalui berbagai kebijakan. Namun, karena biaya produksi susu lokal yang lebih tinggi, serta kurangnya infrastruktur yang memadai di sektor peternakan, banyak peternak lokal kesulitan bersaing dengan susu impor yang lebih murah.

PROGRAM MAKAN GIZI GRATIS DAN DAMPAKNYA TERHADAP INDUSTRI SUSU LOKAL
Program pemberian makanan bergizi bagi anak-anak melalui Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang disalurkan melalui berbagai bentuk, termasuk susu, telah mendapatkan perhatian di masyarakat. Dalam program ini, susu yang diberikan kepada anak-anak seringkali berasal dari impor, baik dalam bentuk susu bubuk atau susu UHT. Padahal, sektor susu lokal seharusnya dapat menyuplai kebutuhan tersebut. Para peternak sapi lokal mengeluhkan kebijakan pemerintah yang tidak cukup mendukung produk susu dalam negeri. Dalam banyak kasus, susu impor lebih banyak digunakan dalam program PMT, sementara susu lokal yang diproduksi peternak tidak mendapatkan tempat yang layak. Hal ini semakin memperburuk kondisi peternak lokal, yang merasa terabaikan oleh kebijakan yang lebih mengutamakan susu impor.

SOLUSI DAN HARAPAN UNTUK INDUSTRI SUSU LOKAL
Untuk memperbaiki situasi ini, PC IMM Pekalongan mengusulkan berbagai solusi. Salah satunya adalah peningkatan kualitas susu lokal, melalui teknologi dan pelatihan untuk para peternak. Hal ini bertujuan untuk menurunkan biaya produksi dan meningkatkan daya saing susu dalam negeri. Selain itu, kebijakan yang lebih mendukung sektor peternakan lokal, seperti pengaturan harga susu yang lebih adil dan pembatasan impor susu, juga diharapkan dapat membantu peternak bertahan. Beberapa peternak juga berharap pemerintah dapat lebih memperhatikan keseimbangan antara program makan gizi gratis dengan pemberdayaan industri susu lokal. Mereka meminta agar produk susu lokal diberikan prioritas dalam program-program tersebut, agar dapat menciptakan pasar yang lebih stabil dan menguntungkan bagi para peternak sapi perah.

KESIMPULAN
Demo peternak sapi yang menyuarakan pemborosan susu sapi dan ketidakadilan harga yang disebabkan oleh impor susu adalah refleksi dari masalah struktural yang sedang dihadapi oleh industri susu lokal. Peningkatan impor susu, kebijakan yang lebih mengutamakan susu impor dalam program gizi gratis, dan rendahnya daya saing susu lokal menjadi tantangan besar bagi para peternak. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan semua pihak terkait untuk mencari solusi yang berkelanjutan, agar industri susu lokal dapat berkembang dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi ekonomi negara serta kesejahteraan para peternak sapi.

Penulis : Gumilang Ramadhan (Sekretaris PC IMM Pekalongan)
Naufal Afif
Naufal Afif Editor Kuliah Al-Islam, Mahasiswa Universitas Ibn Khaldun Bogor, Ketua Umum IMM UIKA 2018-2020

Posting Komentar untuk "Peternak Sapi Demo: Isu Sampah Susu Sapi, Impor Susu, dan Program Makan Gizi Gratis"