Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

CARA MENDAPATKAN LAILATUL QADAR


Tidak terasa kita sudah masuk dalam penghujung bulan Ramadhan, banyak hal yang telah kita lewati di bulan Ramadhan tahun ini yang tak biasa dari tahun-tahun sebelumnya, mulai dari perubahan aktivitas dan mekanisme ibadah yang kita lakukan. Sekarang kita sudah masuk dalam 10 ramadhan yang terakhir yang dalam riwayat yang kuat disebutkan bahwa 10 malam terakhir ini datangnya malam lailatul qadar .Kapan tiba malam Lailatul Qadar memang tak ada yang tahu, riwayat Aisyah merupakan pendapat yang paling kuat waktu datangnya malam lailatul qadar yakni pada 10 malam ganjil terakhir dibulan ramadhan berdasarkan hadits Aisyah Radhiyallahu ‘anha, dia berkata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf di sepuluh hari terkahir bulan Ramadhan dan beliau bersabda. “Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan” Hadits Riwayat Bukhari 4/225 dan Muslim 1169.

Masih berlakunya imbauan beribadah di rumah karena Covid-19 membuat kita harus beribadah dalam kondisi yang tetap mematuhi protokol dari pemerintah, beberapa himbauan MUI juga menjadi legitimasi untuk kita agar melaksanakan ibadah tetap di rumah, tetapi ibadah tentu saja bisa kita laksanakan dimanapun dan kapanpun dengan niat semata-mata karena Allah SWT, seperti halnya dalam hal memburu kemuliaan lailatul qadar, memang secara rinci tidak jelaskan kapan tepatnya manusia bisa memperoleh lailatur qadar pada malam-malam di bulan ramadan. Meskipun demikian, ada beberapa jenis amalan yang bisa dikerjakan seorang muslim untuk mendapatkan lailatul qadar. Di antara amalan-amalan tersebut adalah memperbanyak bacaan Al-Qur’an, melakukan zikir, serta membaca doa-doa yang disunahkan pada tempat atau waktu yang mulia. Mengenai doa ini, dijelaskan Imam An-Nawawi dalam Kitab Al-Adzkar. "Kami riwayatkan dari sanad yang sahih dalam kitab al-Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Majah, dan lain-lain bahwa Aisyah pernah berkata, "Wahai Rasulullah, andaikan aku mengetahui lailatul qadar, apa yang bagus aku baca?" Rasulullah menjawab, "Bacalah Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni’ (Wahai Tuhan, Engkau Maha Pengampun, menyukai orang yang minta ampunan, ampunilah aku)." Amalan di atas sebaiknya tidak hanya dilakukan pada malam hari saja demi mendapatkan lailatulqadar, tetapi juga pada siang hari ketika sedang menjalankan ibadah puasa Ramadan.

 Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk memperoleh kemualiaan lailatul qadar jangan terfokus dalam pengerjaan ibadah yang biasa di lakukan di bulan ramadhan saja seperti puasa, tarawih, dan zakat fitrah, dan biasanya ibadah Ramadhan kita laksanakan hampir semua di masjid baik itu sholat lima waktu , tarawih, tadarus dan iktikaf. Padahal syarat mendapatkan kemuliaan malam lailatul qadar tidak juga harus terikat di Masjid, tapi lebih kepada bagaimana menghidupkan malamnya dan menghadirkan suasana yang sekiranya kita maksimalkan untuk menunaikan ibadah kepada Allah SWT. Dalam kondisi normal jika seseorang ke masjid, terus malamnya tidak bangun (untuk beribadah pada Allah) dan cuma tidur, tidak akan mendapat malam lailatul qadar. Masjid memang media untuk kita fokus dan termotivasi dalam ibadah di bulan ramadhan namun dalam kondisi seperti ini sepertinya sulit untuk fokus menggapai amalan ramadhan di masjid, padahal esensi malam lailatul qadar itu lebih pada bagaimana menghidupkan malam dengan amalan. Sekalipun bila tidak mampu dikerjakan di masjid seperti sekarang karena pandemi, biasanya ibadah terfokus ke masjid untuk memperbaiki amalan kita agar semakin baik dalam beribadah dan lebih penting adalah mengerjakan secara konsisten. Tidak perlu mengerjakan ibadah yang kita rasa berat melaksanakannya tetapi kerjakan amalan yang sedikit tapi berkelanjutan, misalnya yang paling sederhana saja, kita biasa membaca Al-Quran dalam waktu-waktu tertentu saja, tapi ketika ingin memaksimalkan amalan dengan niat untuk memperoleh kemuliaan lailatul qadar bacalah Al-Quran dengan waktu yang semakin sering dengan komitmen yang tinggi dan niatkan khatam Al-Quran dengan target,begitu juga ibadah-ibadah yang lain seperti sholat tarawih yang biasanya kita laksanakan 11 rakaat witir dengan surah-surah pendek,kita coba untuk memaksimalkan tarawih dengan 23 rakaat dengan witir menggunakan surah-surah yang cukup panjang kita bisa membaca mushaf al-quran di dalam tarawih karena tidak hafal itu diperbolehkan karena tarawih ibadah sunnah, selanjutnya di sepertiga malam ajak keluarga untuk melaksanakan qiyamul lail dengan ibadah tahajjud dan murajaah Alquran hingga menjelang sahur kemudian setelah sahur kita beribadah sholat shubuh dan syuruq dan memastikan mata kita terjaga hingga datangnya waktu dhuha. Kalau kita biasa shalat Dhuha cuma dua rakaat, kita lakukan jadi delapan rakaat. Belum lagi shalat-shalat sunah yang sebelum dan sesudah shalat lima waktu. Itu kan banyak sekali. Kita juga bisa lakukan shalat berjamaah bersama keluarga. Tadarus sama-sama. Kecuali bagi mereka yang tinggal sendirian di rumah, tentu tidak bisa.

Rasulullah ketika hendak meraih Lailatul Qadar, beliau beriktikaf di masjid pada 10 hari terakhir Ramadhan. Hanya saja, beliau melakukan iktikaf dengan intensitas yang tinggi. Tapi jika kondisi sekarang ini tentu saja iktikaf di masjid menjadi hal yang cukup dikhawatirkan dan kita mencoba untuk mendahulukan kemaslahatan yang lebih baik, ikuti protokol dan fatwa MUI soal ibadah saat pandemi ini berlangsung. Cara meraih Lailatul Qadar jika di rumah saja juga bisa. Mendirikan ibadah-ibadah sunah di rumah sangat efektif.dan jika kita berada di zona merah, tetap beribadah di rumah saja. Jangan memaksakan diri, apalagi sampai membahayakan orang lain. Siapa yang menjamin kita tidak tertular dan menulari orang kalau beriktikaf di masjid yang ada di zona merah? Masyarakat harus pahami dulu apa itu iktikaf dan juga kondisi di sekelilingnya. Jika mau mengejar pahala Lailatul Qadar, carilah dengan cara yang benar dan tidak merugikan diri sendiri ataupun orang lain. Semoga kita semua dapat melalui Covid-19 ini dengan sebaik-baiknya.

Silaturrahim juga ibadah ,saling menyapa dengan tetangga dan kerabat tentu saja dengan mematuhi protokol keamanan dan social distancing atau memberi sesuatu kepada orang lain dengan tujuan yang baik. Hal ini juga berlaku bahwa ketika manusia tidak bisa memuji orang lain, tidak perlu memakinya. Kalau tidak bisa memberi sesuatu kepada orang lain, jangan lalu mengambil haknya. Kalau tidak bisa membantunya, jangan menjerumuskannya. Ini prinsip kedamaian yang dapat mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin bagi kehidupan manusia. Di saat itulah manusia mendapat malam kemuliaan, yaitu malam lailatul qadar. Hakikat malam lailatul qadar ialah mewujudkan kebaikan dan kemuliaannya yang bersifat tanazzalul atau berkesinambungan. Inilah nilai keagungan malam lailatul qadar yang nalar manusia tidak akan dapat menjangkaunya. Namun, manusia sangat bisa untuk mendapatkan malam tersebut dengan cara mengisi kebaikan pada sepuluh hari terkahir bulan Ramadhan untuk menciptakan kebaikan bersama dalam kehidupan di hari-hari setelahnya.


Oleh : Dian Oka Putra (Pengurus ICMI Provinsi Riau)
Naufal Afif
Naufal Afif Editor Kuliah Al-Islam, Mahasiswa Universitas Ibn Khaldun Bogor, Ketua Umum IMM UIKA 2018-2020

Posting Komentar untuk "CARA MENDAPATKAN LAILATUL QADAR"

4-comments