Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Selamat Mendewasa di Hari Raya

Ini bukanlah tulisan religi dari individu yang berlabel ahli ilmu agama, tulisan ini hanyalah segelintir untaian beberapa kalimat yang semoga mampu mengapresiasi pendewasaan kita, telah sebulan lama nya kita berusaha keras untuk menahan segala godaan yang menerpa. Lupakan tentang setan yang menganggu, bukankah dalam salah satu ajaran agama mengatakan setan telah terbelenggu dalam penjara bisu? Godaan itu hadir bukan semata-mata telah kita alami dan setan sudah terbelenggu, namun godaan itu memang muncul karena hal itu sudah menjadi rutinitas kita.

Karna waktu paling tepat untuk menjadi dewasa adalah ketika kita sudah berhasil melewati beberapa tantangan dan cobaan, coba ingat perkataan pada paragraf pertama, godaan memang muncul karena itu sudah menjadi rutinitas yang selalu kita lewati. Maka, Bukankah mendewasa adalah proses untuk mengalahkan godaan dalam diri berupa ego dan nafsu? 

Pernah kita sadari bahwa ketika menjalani puasa, sering kali musuh yang kita alami adalah cuaca yang tidak bersahabat dengan kita. Mengalami siang hari yang terik ditambah kemacetan di jalan raya adalah paket kombo super komplit. Namun, siapa sangka jika kita mampu mencapai salah satu indikator mendewasa dengan tidak mencaci maki lingkungan sekitar yang tidak sesuai dengan harapan kita. Selamat mendewasa

Mari kita pahami bersama, manusia dianggap sebagai entitas yang memiliki esensi berupa jiwa, kalau kata filsuf jerman, hegel mengatakan bahwa manusia juga memiliki eksistensi berupa kebebasan, namun jika kita mengutip filsuf prancis Jean Paulo Sartre beliau mengatakan, manusia bereksistensi bebas akan tetapi bebas yang bertanggung jawab.

Sebenarnya, manusia selama bertumbuh dan berkembang menjalani proses kehidupan yang panjang selalu mampu untuk memilih jalan yang mana mau ia lalui, jalan lurus tanpa berbelok, mungkin terdengar aman, namun sebetulnya cukup membosankan. Jalan penuh lila liku memang terdengar seru, namun apakah kita mampu melaluinya?

Begitu pula ketika kita berpuasa dan melihat orang lain makan di sekitar kita, harusnya lita beryukur dan berterimakasih kepada mereka, karena berkat mereka bisa saja kebaikan yang kita terima justru berlipat ganda. Jadi apa yang salah ketika ada sekelompok orang makan mie di siang hari pada bulan puasa tanpa penghalang? Bukankah kita sama-sama senang?

Hal inilah yang beberapa menjadi proses penting dalam pembelajaran selama berpuasa. Ketika kamu dengan pertimbangan matang mampu untuk meredam segala ego dan nafsu meskipun hanya seketika. Ketika seorang manusia mampu untuk belajar menjadi ikhlas dan mampu menerima.

Percaya atau tidak, kita mendapatkan kesempatan secara khusus dan berulang tiap tahunnya untuk terus mendewasa. Meskipun tahun ini kita belum mampu untuk mendewasa, setidaknya kita sudah melakukan beberapa paket pembelajaran dan sisanya kita lakukan di tahun depan.

Tapi ingat, tak ada yang abadi berulang, begitu juga dengan bulan puasa. Waktu kita untuk mendewasa di bulan puasa mungkin akan habis pada suatu masa. Dan semoga hingga titik itu, kita tidak pernah berhenti untuk berusaha belajar mendewasa.

Di tahun ini, jangan sampai kita gegabah dalam membuat keputusan hanya berdasarkan keinginan belaka, baik soal hati, pertemanan, pekerjaan, dan takdir di masa depan. Bekalmu tentang menjaga ego dan nafsu merupakan salah satu pembelajaran penting pada bulan puasa kali ini. Maka, jangan sampai patah pada proses belajar, dan jangan lupa rayakan kemenangan atas pendewasaan.

Melalui tulisan ini, penulis hanya ingin berbagi kepada sesama tentang apa arti menahan ego dan nafsu berupa keinginan kita. Menjadi dewasa bukan hanya tentang pertambahan pengalaman maupun usia. Menjadi dewasa adalah tentang penerimaan, bahwa kita memang tidak diwajibkan untuk menuruti semua kehendak keinginan kita dan hanya diri kita yang mampu mengendalikan nafsu dan ego yang hadir dari diri kita sendiri
Selamat menjadi individu berharga, selamat mendewasa di hari raya!


Oleh Muhammad Hafid Ridho
Naufal Afif
Naufal Afif Editor Kuliah Al-Islam, Mahasiswa Universitas Ibn Khaldun Bogor, Ketua Umum IMM UIKA 2018-2020

Posting Komentar untuk "Selamat Mendewasa di Hari Raya"

4-comments