Bambu Runcing Bukan Lagi Tolak Ukur Senjata Perang
"Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang dapat kamu gunakan untuk mengubah dunia." - Nelson Mandela. Sebuah kata yang bisa diambil sebagai patokan untuk menggali ilmu pengetahuan agar memperoleh senjata ampuh mempertahankan bangsa.
Era sekarang senjata pistol, panah, bahkan bambu runcing seperti yang dipakai oleh pahlawan kita terdahulu untuk memerangi penjajah sudah tidak lagi digunakan untuk kondisi bangsa hari ini.
Pendidikan dan kesadaran yang harus diasah juga perlu dipertahankan dalam diri, berdasarkan dengan mindset yang harus tertanam bahwa benar pendidikan merupakan senjata untuk memerangi penjajah.
Pendidikan tidak selalunya mengarah kepada akademik saja tapi non akademik juga, mempertahankan segala hal dan mengembangkan potensi itu melalui proses yang namanya pendidikan.
Tantangan pendidikan di era digital antara lainnya adalah guru - guru yang belum siap dan kurang memahami tentang teknologi. Mereka mengalami keterampilan digital yang terbatas sehingga, belum mampu untuk bersaing di era digital ini.
Keterbatasan seperti ini yang membuat pendidikan di Indonesia tidak bisa mengikuti kemajuan negara lain. Kurangnya pengetahuan dan keingintahuan mengenai teknologi merupakan faktor besar yang terjadi di zaman sekarang ini.
Pendidikan juga tidak lepas dengan Budi Pekerti, yang artinya jangan hanya pintar dari segi akademik tapi minim terhadap akhlak seperti kata Ki Hajar Dewantara . " Dengan adanya budi pekerti, tiap-tiap manusia berdiri sebagai manusia merdeka (berpribadi), yang dapat memerintah atau menguasai diri sendiri. Inilah manusia beradab dan itulah maksud dan tujuan pendidikan dalam garis besarnya."
Berpendidikan harus, tapi ingat adab, budi pekerti, akhlak juga bisa menjadi pengiring untuk menunjang hidupmu agar tetap cemerlang karena pendidikan adalah senjata paling ampuh untuk mempertahankan bangsa ini. (Milda)
Penulis : Fatimah Milda Nurul Insan
Posting Komentar untuk "Bambu Runcing Bukan Lagi Tolak Ukur Senjata Perang "