Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Da'i Berkemajuan di Kertosono Kalah Saing di Medsos bukan Soal Materi tetapi Soal Strategi dan Editan


Pada Sidang Pleno 3 yang berisi tanggapan atas Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ), Pengurus periode lalu, Komisi A menganggap realistis. Namun, Komisi A mengusulkan beberapa hal antaranya. Pertama, adanya penguatan di AUM, terutama AUM Pendidikan. Kedua, mengupayakan memiliki pruduk minuman air mineral milik Muhammadiyah di tingkat PDM. Ketiga, meningkatkan pelayanan ke pimpinan ranting, terutama pelayanan kesehatan dan pendampingan pengurusan waqaf.

Untuk pelayanan ke tingkat ranting terutama kesehatan, bisa dalam bentuk posyandu pada saat ada pengajian di ranting. Bisa juga dalam bentuk bantuan bagi warga yang punya BPJS non pemerintah. Menurut dr. Burhan, selaku Koordinator Majelis MPKU. Beliau mengatakan, "Hal ini bisa diarahkan untuk memasukan ke AUMKES, yaitu ploklinik. Dengan cara ini warga Muhammadiyah diuntungkan. Jika di BPJS nonpemerintah dikenakan iuran per kepala, tetapi jika melalui poliklinik AUM, dikenakan iuran per keluarga, hingga jatuhnya lebih murah," ungkapnya.

Sedangkan pada Komisi B, di bidang organisasi mengusulkan perlu adanya kajian ideologi, untuk menanggulangi masuknya ideologi non Muhammadiyah, jangan sampai ada kajian dari non Muhammadiyah. Usulan adalah adanya pendampingan proses waqaf. Dan untuk pewaqaf jangan lagi dibebani biaya untuk pensertifikatan. Majelis waqaf harus aktif dalam melakukan pendampingan.

Di AUM banyak status tanah yang bermasalah. Contohnya, Masjid di lingkungan SMA Muhammadiyah 2 Kertosono, dengan status tanahnya bukan hak milik, tetapi hak guna. Untuk urusan seperti ini, harus melalui PDM. Waqaf lisan bermasalah, jangan sampai di belakang timbul masalah. Kondisi tanah yang seperti ini harus ada minimal AIW (Akta Ikrar Wakaf) sudah aman. Ada yang menyarankan untuk menangangani waqaf lebih mudah lewat Nadzir. Ada masalah lain tentang waqaf ini masalah peruntukan waqaf berdasarakan permintaan pewaqaf.

Untuk masalah ini, Ustadz Syaifullah al Ali, selaku Koordinator Majelis Waqaf menyarankan, "Yang penting komunikasi. Adakan dialog dengan orang yang mau wakaf. Dan pewaqaf harus datang ke Cabang ke PDM dulu," ujarnya.

Sementara itu, Komisi C curhat tentang Jama'ah Masjid Kepuh lebih banyak dari luar. Sedangkan dari dalam kurang berani akui identitas Muhammadiyah. Di tingkat Ranting perlu modal usaha. Berharap pada warga Muhammadiyah para orang tua wajib mengawasi anak dalam penggunaan medsos. Ada solusi untuk mengurangi penggunaan gadget, solusinya yaitu dengan dimasukkan ke madrasah. 

Lebih lanjut pada Komisi D, yang diwakili oleh Pak Sinasan, Beliau menyampaikan bahwa, "Da'i-da'i Islam berkemajuan kalah bersaing dengan Ustadz-ustadz salafi di dunia maya bukan karena materi, tetapi kalah strategi dan kalah editan," pungkasnya.



Reporter : Panggih Riyadi (Ketua Majelis Pustaka dan Informasi PDM Kabupaten Nganjuk)

Editor : Septi Sartika (Tim Redaktur Pelaksana IMM.Pos)

Posting Komentar untuk "Da'i Berkemajuan di Kertosono Kalah Saing di Medsos bukan Soal Materi tetapi Soal Strategi dan Editan"

4-comments