Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

SAYA HERAN dengan MEREKA ORANG-ORANG MUHAMMADIYAH

Oleh : Ust. ASRUL JAMALUDDIN (Pengasuh Rumah Tarjih Kauman Yogyakarta) 

Orang² Muhammadiyah sudah terbiasa
Seharian rapat, subuhnya masih pengajian.
Seharian rapat, malamnya masih rapat lagi
Hampir tidak ada libur yang benar² libur.
Tidak ada weekend yang betul² kosong
Yang ada, kalau tidak rapat ya ngaji.
Kalau tidak keduanya, ya jadi pendengar/ penggembira
Jangan kamu kira mereka mencari harta, TIDAK.
Hidup mereka rata² sudah cukup.
Cukup dalam arti tanpa memenuhi undangan ngaji
Mereka tidak akan kelaparan.
Lalu, kok masih mau²nya diminta ngaji ???

Ngaji, atau ngisi pengajian
Bagi mereka lebih pada pengabdian
Bukan untuk mencari pencaharian 
Mereka merasa bersalah kalau dibutuhkan umat
Lalu mereka menolak, malas-malasan, atau semisalnya
Memang kadang dari pengajian itu ada amplop
Isinya macam-macam tergantung besar kecilnya pengajian
Tetapi sebesar-besarnya isi amplop NGAJI paling hanya cukup untuk buah tangan anak² mereka di rumah.
Anak² yang saat melihat ayah mereka masuk rumah
Mereka bertanya, ayah bawa apa??

Amplop NGAJI di Muhammadiyah itu 
Tidak akan bikin kaya
Ya karena memang tidak banyak
Bahasanya, ini ustadz sekedar tanda terimakasih
Saya mengibaratkan
Sekali ngisi workshop atau seminar
Setara dengan ngisi pengajian 7-9 kali
Keuntungan materinya sama sekali tidak sebanding
Tidak sebanding dengan ilmu, usaha, dan waktu 
yang mereka siapkan untuk ngisi pengajian
Lha kok mau diminta ngisi pengajian???
Ya itu tadi, lebih pada panggilan spritual.

Bagi orang Muhammadiyah
Ikut pengajian itu ibadah
Ngisi pengajian itu ibadah
Memfasilitasi pengajian itu ibadah
Berbagi ilmu itu ibadah
Rapat itu ibadah
Menjadi panitia itu ibadah
Jadi, semuanya diniatkan ibadah
Inilah yang saya sebut dengan panggilan spritual
Panggilan ini yang membuat Muhammadiyah kuat

Meski Orang-orang Muhammadiyah itu hidupnya bersahaja
Tetapi Muhammadiyah nya SANGAT KUAT
Orang-orang Muhammadiyah yang saya lihat
Tidak gila kekuasaan
Rela berkorban
Mau berbagi
Tidak suka berdebat
Tidak ambisius
Mudah memaafkan
Tidak suka berbicara senonoh
Mudah kasihan 
Menghormati
Menghargai

Pertanyaannya, mengapa mereka bisa begitu???
Ya itu tadi, kualitas spritual mereka di atas rata².
Tidak tokohnya, tidak warganya semua sama
Mereka menampilkan sikap ibadurrahman 
Dari mana didikan itu????
Ya dari Muhammadiyah.

Muhammadiyah lah yang mendidik mereka
Kalau kamu lihat dan amati
Mereka tidak fasih berbahasa Arab
Baca kitab terbata-bata
Doanya pendek-pendek
Shalatnya, apa adanya
Jenggot mungkin tidak punya
Dahinya tidak hitam
Celananya menutupi mata kaki
Kemana² tidak pakai peci
Tidak bersurban
Zikirnya, sangat lirih
Tidak pakai hitungan
Dan seterusnya

Tetapi, kamu harus mengakui
Bahwa kualitas spritual mereka sangat stabil.
Tidak mudah meniru karakter mereka
Untuk memahami mereka 
Kamu harus ber-Muhammadiyah terlebih dahulu 
Naufal Afif
Naufal Afif Editor Kuliah Al-Islam, Mahasiswa Universitas Ibn Khaldun Bogor, Ketua Umum IMM UIKA 2018-2020

1 komentar untuk "SAYA HERAN dengan MEREKA ORANG-ORANG MUHAMMADIYAH"

  1. Wes angel saiki golek seng model ngono kui mas ya, tetap semangat berkarya insyaallah muncul bibit unggul. Semoga berkah selalu.

    BalasHapus