Sinergi KPK dan Ristek : Bangun Ekosistem Keilmuan IMM Jawa Tengah

Table of Contents


KENDAL – Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPD IMM) Jawa Tengah menegaskan pentingnya membangun ekosistem keilmuan dan riset yang kuat, produktif, dan berdampak langsung pada masyarakat.

Penegasan tersebut disampaikan oleh Ketua Umum DPD IMM Jawa Tengah, Nia Nur Pratiwi, S.Pd., MM., dalam kegiatan Rapat Koordinasi Keilmuan antara Bidang Kajian dan Pengembangan Keilmuan (KPK) dan Bidang Riset dan Teknologi (Ristek) IMM se-Jawa Tengah, yang diselenggarakan secara daring melalui Zoom Meeting pada Senin (5/8).

Dalam arahannya, Nia menekankan bahwa IMM sebagai gerakan intelektual harus memiliki pijakan kokoh dalam membangun basis keilmuan. Salah satunya melalui pembentukan ekosistem riset yang tidak hanya sebatas kajian ilmiah, tetapi juga menghasilkan produk yang dapat diimplementasikan secara nyata.

“Ekosistem keilmuan harus kita bentuk. Kalau tidak, maka keilmuan kita akan buyar. Kita perlu menentukan arah: apakah IMM Jawa Tengah akan bergerak ke arah politik praktis, profesionalisme, atau pengabdian masyarakat. Dan itu harus terjawab melalui sinergi antar bidang, khususnya KPK dan Riset,” tegas Nia.

Ia juga menyoroti pentingnya sinergi dan alur koordinasi yang jelas antara KPK dan Ristek, baik di tingkat cabang maupun komisariat. Langkah ini bertujuan menghindari tumpang tindih program kerja serta memastikan komunikasi yang efektif antar bidang.

Menurutnya, pembagian kerja yang strategis juga perlu diterapkan. Penulisan ilmiah sebaiknya difokuskan oleh bidang riset, sementara penulisan populer atau kontemporer diarahkan ke bidang KPK.

“Saya ingin ke depan IMM Jawa Tengah punya produk keilmuan yang tidak sekadar jurnal. Kita bisa mendorong terbitnya policy brief, legal drafting, atau produk riset yang bisa diajukan ke pemerintah provinsi atau stakeholder lain,” imbuhnya.

Dalam upaya memperkuat branding dan literasi publik, Nia juga menginisiasi program penulisan artikel secara berkala. Ia berharap tiap cabang dapat berkontribusi minimal satu artikel setiap bulan, baik berupa artikel populer maupun ilmiah.

“Minimal sebulan sekali, satu cabang menulis satu artikel. Bisa diunggah ke media sosial atau platform digital lain. Kalau perlu, setiap kegiatan disertai konferensi pers agar suara IMM lebih terdengar di ruang publik,” jelasnya.

Nia menutup arahannya dengan menegaskan harapan besarnya agar IMM Jawa Tengah mampu menjadi poros keilmuan di Indonesia.

“Kerja keilmuan tidak akan mati. Ia akan abadi. Karena tidak ada peradaban yang cemerlang tanpa proses keilmuan yang dalam. Maka, jika kita ingin mewujudkan Indonesia Emas 2045, IMM harus menjadi garda terdepan dalam riset dan karya,” pungkasnya.

Ketua Bidang Kajian dan Pengembangan Keilmuan DPD IMM Jawa Tengah, Naufal Abdul Afif, S.Sos. turut menyampaikan bahwa pihaknya tengah menyiapkan program-program jangka panjang untuk menjawab tantangan zaman dan memperkuat ekosistem keilmuan.

“Selaras dengan apa yang disampaikan Ketua Umum tadi, bahwa IMM Jawa Tengah harus memiliki ekosistem keilmuan dan menentukan arahnya. Maka kami berusaha menghadirkan program-program jangka panjang yang nantinya berusaha menjawab tantangan tersebut. Program pertama adalah Gerakan Local Study, kedua Simposium Kedaerahan, ketiga website IMMPos, dan terakhir Thinking Policy,” jelas Naufal.

Sementara itu, Sekretaris Bidang KPK, Ganut Muhharomi, S.Ak., menegaskan bahwa ekosistem keilmuan menjadi titik fundamental dalam menjawab berbagai persoalan keorganisasian dan perkaderan di IMM.

“Kami sudah satu dekade membersamai IMM dan menemukan celah yang perlu kita perhatikan bersama, khususnya dalam bidang keilmuan. Ekosistem keilmuan inilah yang menjadi penentu kualitas perkaderan, kepemimpinan, dan juga gerakan IMM,” ungkapnya.

Ia menjelaskan bahwa saat ini Bidang KPK dan Ristek masing-masing telah menyiapkan empat program kerja utama, termasuk Gerakan Local Study dan penguatan Pusat Studi di bidang Ristek. Menurutnya, melalui Masifikasi Gerakan Inklusif dan visi Sustainable Development Goals, IMM Jawa Tengah tengah berupaya menghadirkan gerakan yang inklusif dan berkelanjutan.

“Sinergi KPK dan Ristek, insyaAllah mampu menjawab persoalan-persoalan penting ikatan di era sekarang,” tutupnya.

Senada dengan hal itu, Kepala Bidang Ristek DPD IMM Jawa Tengah, Jundi Abdulloh, S.Sos., juga menyampaikan perlunya kerja kolektif untuk menghidupkan atmosfer keilmuan di IMM.

“Sejauh ini, IMM memiliki kegiatan keilmuan yang terus dikembangkan, namun juga terdapat ‘gap’ di sana. Antara kegiatan IMM dan aktivitas akademik seolah memiliki jarak. Padahal, seharusnya keduanya selaras,” ujarnya.

Menurut Jundi, beragamnya latar belakang ilmu kader IMM merupakan kekuatan tersendiri dalam menjawab tantangan zaman. Untuk itu, integrasi antara langkah organisasi dan langkah akademik harus menjadi fokus utama.

Melengkapi pernyataan tersebut, Sekretaris Bidang Ristek, Fika Annisa’ Sholihah, S.Ars., M.Arch. menekankan bahwa sinergi antara KPK dan Ristek akan membawa semangat akademik baru di kalangan kader IMM Jawa Tengah.

“Sinergi antar bidang ini dapat membawa spirit baru dan semangat akademik di kalangan kader IMM, khususnya di Jawa Tengah. Semoga dapat dimanfaatkan dengan baik dan menjadi wadah individuasi kader dalam bidang pengembangan keilmuan,” pungkasnya.

Kegiatan ini menjadi langkah awal konsolidasi untuk mempersiapkan berbagai program strategis yang akan dilaksanakan oleh KPK dan Ristek DPD IMM Jawa Tengah, mulai dari Local Study, Riset Bootcamp, publikasi artikel, hingga pengabdian masyarakat berbasis riset.

Posting Komentar