Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Bidang IMMawati Banyumas mengadakan diskusi PRA IWD dengan tema “Rekam Jejak Penindasan Perempuan”




Dalam rangka memperingati International Women Day 2023 bidang IMMawati Banyumas mengadakan kegiatan diskus. Yang diadakan dalam waktu dekat ini. Kenapa mengambil dengan tema “Rekam Jejak Penindasan Perempuan”?. Karena pertumbuhan perkembangan pengetahuan banyak dilakukan oleh perempuan. Disisi lain perempuan memiliki tugas biologis lainnya. Perempuan berkesempatan menemukan serta mengembangkan karya maupun kemampuan untuk menunjang kehidupan. Puncak peran publik perempuan kala itu membuat laki-laki terbelakang.

Patriarki dan kehadiran kapitalisme adalah sebuah sistem yang merebut dan mendorong perempuan pada kerja-kerja biologis. Mulai dari dominasi laki-laki (patriarki). Strukrur masyarakat lebih besar dengan konsep pabrik, atau mengadopsi konsep keluarga dalam memposisikan laki-laki dan perempuan. Kedudukan perempuan di pra masehi dan pra islam. Kita bisa menemukan dalam sejarah di dalam pra masehi dan pra islam. Di berbagai wilayah dunia, di timur yunani (kalangan elit) permpuan di masa itu hanya ditempatkan (disekap) dalam istana untuk kalangan kerajaan, sedangkan untuk kalangan bawah menjadi komditi yang diperjual belikan dan tidak memiliki hak-hak sipil.

Di bangsa Arab, memperlakukan perempuan dengan dua cara. Pertama menguburkan bayi hidup-hidup dan diperlakukan secara tidak adil dan jauh dari rasa sifat kemanusiaannya. Perempuan Indonesia di masa kolonial. Perempuan dimasa itu jauh dari akses dunia pendidikan, derajatnya lebih rendah, dan ada perbudakan perempuan. Penindasan perempuan hari ini. Merupakan sebuah persoalan primordial penafsiran ayat yang ditakutkan menjadi paradigma yang menjadikan sebiah keimanan.

Dalam sebuah persoalan masyarakat modern, bagaimana industri kapitalis mengupah murah perempuan, persoalan ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Dunia aktivisme (penindasan kalangan aktivis). Bagaimana kita dalam mengahdapi masyarakat sebagai manusia seutuhnya. Karena masyarakat belum tentu paham terhadap sebuah persoalan primordial. Fenimisme atau sebuah persoalan kesetaraan. Forum-forum kritis itu dapat ditemukan ditengah-tengah persinggungan kritis. Kesadaran itu akhirnya muncul, namun ketika kerap terjadi di tengah teman-teman aktiivis.

Gerakan perempuan berangakat dari berbagai pemahaman dan ideologi di berbagai belahan dunia. Berangkat dari pemahaman identitas bagaimana perempuan itu dikenal dan dinamika zaman. Sekarang muncul atau lahir dari pengaruh teknologi masa kini. Sebagai perempuan sering kali menjadi tantangan dengan sebuah pertanyaan tentang pilihan bekerja atau jadi ibu rumah tangga. Dilema dan penghakiman yang tidak pernah dialami oleh laki-laki. Cara pandang dunia atas perempuan membuat kami harus banyak bertimbang lebih banyak.

Perempuan itu multi peran dan semua hadir dengan tuntutan. Di era digitalisai teknoligi ini, perempuan bekerja dalam berbagai bentuk dan aktivitas yang bervariasi dan artinya jumlah perempuan berkarya di negeri ini luar biasa besar. Dari segi dukungan baik dari lingkungan ataupun kebijakan seringkali tidak sesuai dengan kontribusi yang kita berikan. Faktor-faktor yang dihadapi masih tetap ada berbagai macam, misalnya tradisi, norma, sterotype, dan bahkan hukum positif.

Jika kita melakukan kebaikan tapi memiliki hati yang buruk, kita ada dalam kondisi munafik. Jika kita memiliki hati yang baik tapi tidak melakukan kebaikan, maka kita ada dalam ilusi

Naufal Afif
Naufal Afif Editor Kuliah Al-Islam, Mahasiswa Universitas Ibn Khaldun Bogor, Ketua Umum IMM UIKA 2018-2020

Posting Komentar untuk "Bidang IMMawati Banyumas mengadakan diskusi PRA IWD dengan tema “Rekam Jejak Penindasan Perempuan”"

4-comments