Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Gerakan Humanitas Kader

Gerakan humanitas itu erat kaitannya dengan keberpihakan kepada wong cilik, atau dalam terminologi sosialis disebut proletar, dan dalam diskursus literasi Islam dikenal dengan mustadh'afin.

Spirit gerakan tersebut dalam kesadaran etis, terlepas dari pakaian kumal dan batas-batas etnis. Sehingga ia tidak bercirikan sekadar selebrasi dan temporal.

Dalam paradigma Qur'ani, kemiskinan itu tidak ada. Sebenarnya adalah ketidakberpihakan kebijakan, pemiskinan atau juga karena keserakahan manusia.

Mahatma Gandhi merajut fakta itu dengan sangat indah. "Bumi menyediakan hal yang cukup untuk memenuhi kebutuhan setiap orang, tetapi tidak untuk orang-orang yang serakah", ungkapnya.

Misalnya akses lapangan kerja yang tidak dibuka umum, tingginya biaya pendidikan, mahalnya biaya kesehatan, penyerobotan dan penguasaan lahan-lahan ulayat oleh oligarki. Akhirnya menempatkan kaum papa ke dalam lingkaran setan kemiskinan yang tidak berujung.

Belum lagi tidak maksimalnya penyerapan pajak dan zakat mal, baik oleh karena ketidaktaatan atau memang penegakkan hukum yang melempem. Rentanya rajutan soliditas sosial (gotong-royong) antar warga berdampak pada semakin akutnya keadaan tersebut.

Bumi Indonesia adalah bumi yang kaya. Pertanian, kelautan, pertambangan, hingga cadangan energi. Bahkan perang dunia kedua meledak oleh karena hasrat akan cita rasa baru dari rempah-rempah yang telah lama dikonsumsi di nusantara.

Seiring perkembangan zaman dan kemajuan ilmu, ditemukan bahwa kekayaan itu bisa diolah untuk sebesar-besarnya kepentingan rakyat. Ironinya, lebih banyak dinikmati para oligarki yang boleh jadi juga tidak taat bayar pajak dan zakat mal.

Di atas semua itu, kita bisa berperan sesuai kadar kemampuan masing-masing. Seperti berbagi makanan, membuka akses informasi, bantuan biaya pendidikan, urunan biaya kesehatan, menunaikan zakat mal, dan seterusnya. Juga yang paling dasar adalah sapa, senyum, dan doa.

Bagi kita kader IMM, termasuk melakukan kontrol terhadap penguasa. Kajian-kajian tentang analisis kebijakan publik harus semakin digalakkan.

Gerakan IMM penting bersimpulkan daya pressure yang kuat. Menyalakan tanda seru kepada kekuasaan yang sewenang-wenang dan abai dari memberpihaki kepentingan kemanusiaan universal.


Penulis: Haidir Muhari (Ketua Umum DPD IMM Sulawesi Tenggara)
Naufal Afif
Naufal Afif Editor Kuliah Al-Islam, Mahasiswa Universitas Ibn Khaldun Bogor, Ketua Umum IMM UIKA 2018-2020

Posting Komentar untuk "Gerakan Humanitas Kader"

4-comments