Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Menyambut Tiga Pilar Inklusifitas IMM

 

Dalam milad IMM yang ke-59 ini, ketum DPP IMM Abdul Musyawir Yahya mengkampanyekan tiga pilar inklusifitas gerakan IMM, yaitu intelektualitas, ekonomi, dan politik. Dimana tiga pilar tersebut diperlukan guna membangun sebuah bangsa, agar sebuah bangsa mampu berdiri kokoh dan terus berdaya. tiga pilar tersebut saya rasa perlu untuk disambut baik oleh seluruh kader IMM, dan setiap tingkatan pimpinan mulai mengambil bagian sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab gerakannya.

Intelektualitas sebagai ciri masyarakat maju perlu untuk terus didakwahkan, yang pastinya intelektualitas yang mendorong setiap individu agar berlaku kritis terhadap kondisi dan informasi, mengingat hari ini adalah eranya industri dan iptek. Intelektualitas itu sendiri sejatinya masuk dalam dasar gerakan IMM selama ini, hanya saja mungkin perlu diperjelas bahwa bukan hanya kritis tapi juga bermanfaat. Sehingga argumentasi tidak hanya sampai pada tahap retorika, tapi juga terjadi sebuah dialektika yang menghasilkan sebuah gerakan atau karya nyata.

Pilar ekonomi menjadi pilar yang harus kokoh dan berada ditangan masyarakat, karena untuk menghapus tindakan korup pada actor-aktor politik adalah dengan masyarakat yang memiliki kecakapan dan keberadaayan disektor ekonomi. Masyarakat yang memiliki kecakapan dan keberdayaan dalam ekonomi tidak akan terbuai hanya dengan harga yang diturunkan, dan tidak akan mudah termakan oleh janji-janji kampanye yang diberikan. Maka secara tidak langsung masyarakat yang memiliki kecakapan dan keberdayaan akan membuat politik dinegri ini menjadi lebih sehat.

Dalam negara demokrasi maka politik adalah alat utama menciptakan rekayasa sosial yang dapat mengantarkan masyarakat pada kesejahteraan dan hak-haknya akan terjaga, karena lewat politiklah produk-produk hukum dapat diproduksi. Maka actor-aktornya harus berjiwa profetik dan faham akan konsep filantrofis sehingga setiap produk hukum yang muncul syarat akan kepentingan masyarakat, bukan untuk kepentingan pengusaha dalam upaya balas budi politiknya yang merugikan rakyat.

Tantangannya
Video kampanye ketum DPP IMM tentang tiga pilar inklusifitas IMM itu memang langsung viral beredar disetiap story whatsapp banyak kader, namun apakah itu berarti akan langsung terpatri dalam diri setiap kader sehingga mereka mulai memfokuskan untuk memprogres dirinya pada salah satu dari tiga pilar tersebut?. Pertanyaan itu muncul dalam pikiran saya karena pastinya kampanye itu akan menemukan jalan terjalnya, salah satunya adalah realitas kader IMM sendiri.

Budaya literasi yang semakin sepi peminat menjadi masalah utama dalam mencetak individu yang memiliki intelektual yang cakap. Banyak kader yang lebih suka menonton short vidio ketimbang membaca buku, seringa sekali saya mendapati jawaban "Sibuk" dari setiap kader yang saya tanyakan tentang aktivitas membaca bukunya, seolah-olah membaca buku adalah aktivitas para pengangguran. Diskusi-diskusi semakin sepi jamaahnya, sehingga dakwah literasi harus benar-benar dimasivkan agar dapat mewujudkana masyarakar intelektual.

Seminar-seminar interpreneur cukup digandrungi, tapi yang tumbuh mental petaruh tidaklah banyak. Masih banyak yang hanya terbuai oleh kata-kata motivasi, tapi takut untuk melakukan aksi. Ekonomi kretaif tidak kunjung terlihat, tapi yang menjadi reseller suatu produk banyak ditemui. Masalahnya bukan menjadi reseller, tapi tidak adanya plan atau strategi untuk kedepan, sehingga yang terjadi hanya post produk di story wa sampai seperti benang jahitan, tanpa ada aktivitas membaca peluang, menakar keuntungan, menganalisa hambatan dan aktivitas ekonomi lainnya.

Dunia politik masih dianggap sebagai dunia yang hitam dan rumit, sehingga masih banyak yang menjaga jarak dari hal tersebut. Akrab dengan aktor politik diframingkan sebagai orang yang sudah hilang idealismenya, dituduh pragmatis, dicap sebagai budak parpol, dan bla-bla-bla lainnya. Politik yang dipenuhi oleh intrik dan banyaknya kecurangan dianggap jalan buntu untuk melakukan perubahan, hal itu membuat tidak tumbuhnya minat kader untuk menyentuh dimensi politik, bahkan untuk memberikan suport moral pada orang yang menitih jalan politikpun enggan.

Tanggung Jawab Ikatan
IMM sebagai organisasi yang sah yang mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan serta dasar hukum dan falsafah negara, memiliki tanggung jawab untuk ikut andil dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Terlebih lagi jelas termaktub dalam poin ke-5 penegasan IMM, yaitu ditegaskan bahwa ilmu adalah amaliah dan amal adalah ilmiah. IMM harus mampu menjadikan kader-kadernya menjadi insan yang gandrung terhadap budaya literasi, selain sebagai upaya menegakan pilar inklusifitas juga utamanya sebagai upaya mewujudkan cita-cita ikatan.

IMM juga harus mampu merumuskan konsep pemberdayaan yang peraktis dan sistematis, menjadi wadah dan mendukung kader-kadernya yang memiliki minat disektor ekonomi. IMM dengan trilogi dan tri kompetensinya harusnya dapat memunculkan para utsman bin affan baru, sehingga pertumbuhan ekonomi dibarengi dengan pertumbuhan iman yang mengantarkan pada kemakmuran.

Juga termasuk tanggung jawab IMM untuk mendorong kader-kadernya agar tidak phobia terhadap politik, framing tentang dunia politik yang hitam dan rumit tidak perlu dirubah, biarkan saja seperti itu, agar setiap kader IMM yang memiliki minat pada dunia politik penuh dengan kesiapan. Mungkin satu lilin tidak akan berhasil menerangi gelap, tapi bagai mana dengan seribu lilin yang terus beregenerasi?

Bagaimanapun telah menjadi bagian tugas IMM dalam mengupayakan terbentuknya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, maka berbagai cara dan celah perlu ditempuh. Sekecil apapun peluang perlu diambil dan sebesar apapun resiko perlu dilalui, kita hanya perlu menanam benih untuk menumbuhkan kebaikan dan membuat lubang kecil untuk menghancurkan dinding kemungkaran, tentang bagaimana benih itu tumbuh dan lubang itu membesar kita hanya perlu mempercayakan pada alam dan waktu yang akan membimbing setiap generasi.
Abadi perjuangan, semoga rahmat Ilahi menyertai perjuangan kita semua.


Oleh : IMMawan Abdul Rohman
Naufal Afif
Naufal Afif Editor Kuliah Al-Islam, Mahasiswa Universitas Ibn Khaldun Bogor, Ketua Umum IMM UIKA 2018-2020

Posting Komentar untuk "Menyambut Tiga Pilar Inklusifitas IMM"

4-comments