Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Dakwah Melalui Seni dan Budaya: Ulasan Materi Tadarus Ramadhan 1444 H

Pembicara: H. Deddy Mizwar dan M. Dwiki Darmawan


Islam adalah agama yang mengajarkan pentingnya menyampaikan dan mensyiarkan segala kebaikan. Hal tersebut merupakan pengejewentahan dakwah Islam agar semua orang dapat mengetahui dan mengenal tentang ajaran-ajaran Islam. Dakwah sendiri sejatinya merupakan kewajiban umat muslim di seluruh penjuru dunia.

Namun, kegiatan dakwah dalam praktiknya sangatlah bermakna luas tidak hanya seputar kegiatan cermah keagamaan sebagaimana selama ini banyak orang ketahui demikian. Namun, dakwah bisa dilakukan setiap orang lewat profesinya masing-masing atas karunia yang Allah berikan dengan kecakapan yang berbeda-beda kepada hamba-Nya. Ada yang diberikan kelebihan dalam hal keilmuan, kesenian, olahraga, berbisnis dan lain sebagainya. Perbedaan itu merupakan sunnatullah, artinya Allah telah memiliki maksud tertentu dengan menciptakan kemampuan manusia yang bermacam-macam itu.

Sebagai rasa syukur atas kecakapan yang telah Allah berikan, maka mesti memanfaatkannya untuk hal-hal baik pula. Berkaitan dengan dakwah, kemampuan setiap orang tersebut adalah menjadi salah satu faktor yang menentukan berkaitan dengan apa yang bisa dilakukan dan siapa target dari dakwah yang dilakukan. Dalam kegiatan Tadarus Ramadhan 1444 H yang mengangkat tema: “Dakwah Melalui Seni dan Budaya” dengan menghadirkan tokoh yang pakar dibidangnya disampaikan bahwa dakwah memiliki ruang lingkup sangat luas, segala aspek dalam kehidupan ini merupakan ladang dakwah yang setiap muslim mesti menjangkau wilayah-wilayah tersebut.

Dalam aspek seni dan budaya, dakwah yang potensial dilakukan ialah lewat musik dan juga perfilman. Sebagaimana yang disampaikan Deddy Mizwar bahwa ada salah sisi yang mesti dimasuki karena bisa menjangkau banyak orang, yaitu melalui perfilman di Tanah Air. 

Seperti dikatakan olehnya, bahwa pentingnya masyarakat muslim mayoritas di Indonesia mesti memiliki tontonan yang Islami, sebagaimana sebelum era dua ribuan belum banyak film yang menampilkan nuansa-nuansa Islami.
Memang film-film Islami pada awalnya masih diragukan daya jualnya, namun di era saat ini perkembangannya sangatlah pesat. Menurut aktor para pencari Tuhan tersebut, perfilman ini sangat mempengaruhi siapa yang menontonnya.

Sehingga, apa saja yang termuat dalam film itu mesti diperhatikan dengan baik. Orang Islam yang bergelut di dunia film ini mesti menampilkan ajaran Islam, misalnya lawan jenis yang belum menikah mesti ditampilkan tidak boleh berpelukan, sebagaimana banyak film-film tidak Islami menampilkan yang sebaliknya. Hal tersebut bertujuan agar film memiliki nilai dakwah tersendiri, sehingga praktis saja orang yang menonton juga besar harapan terpengaruh.

Dalam konteks dunia musik juga demikian halnya. Musik yang memiliki minat luas di masyarakat juga mesti diperhatikan isi dan makna pada setiap lirik yang termuat. Musik ini merupakan instrument yang universal, sehingga ajaran Islam yang tidak tersampaikan melalui ceramah dapat disampaikan pada setiap lagu. Ada fakta yang menujukkan bahwa, dakwah yang disampaikan melalui ceramah tidak banyak orang menaruh perhatian dan minat. Tetapi, justru sebaliknya bila dakwah tersebut termuat dalam sebuah lagu banyak kalangan yang sangat besar antusiasnya.

Misalnya, konser yang dibawakan penyanyi Kondang opick menyihir banyak orang yang datang, untuk larut menikmati setiap lirik yang dinyayikan, tidak lain juga memiliki nilai ajaran Islam.
Dari kedua tokoh tersebut dapat diambil pelajaran bahwa, orang Islam yang bergelut di dunia film dan musik mestinya tidak memandang hanya sebagai kegiatan ekonomi, kebutuhan pasar seperti apa maka itu yang diproduksi.

Sebab, cara pandang seperti itu tidaklah sesuai dengan ajaran Islam. Kendati Islam mengikuti zaman, bukan berarti Islam larut dan tenggelam dengan zaman tersebut. Oleh sebab itu, orang Islam mesti berpegang teguh pada ajaran-ajaran Islam dalam segala aspek kehidupan termasuk ketika menjalani profesi pada bidangnya masing-masing.

Sebagai kesimpulan, ruang dakwah seni dan budaya tidak banyak orang yang menggarapnya. Sehingga orang yang berkecimpung di dalam seperti Deddy Mizwar dan Dwiki Ramadhan ini mesti harus diapresiasi dan didukung secara penuh. Tidak hanya mereka berdua, generasi masa kini yang memiliki kemampuan pada bidang tersebut juga mesti di dorong, agar dakwah Islam bisa menjangkau seluruh kalangan.

Sebagaimana ajaran Islam yaitu rahmatan lil alamin mesti terejawentahkan dengan baik. Tidak perlu ber-anti pati dengan menaruh sentimen terhadap seni budaya. Mau bagaimanapun ajaran Islam masuk dan menyebar di Tanah Air tidak lain tidak bukan salah faktornya juga melalui seni dan budaya.


Penulis: Isa Almasih Putra Muhammadiyah (Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang)
Naufal Afif
Naufal Afif Editor Kuliah Al-Islam, Mahasiswa Universitas Ibn Khaldun Bogor, Ketua Umum IMM UIKA 2018-2020

Posting Komentar untuk "Dakwah Melalui Seni dan Budaya: Ulasan Materi Tadarus Ramadhan 1444 H"

4-comments