Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

PC IMM Kabupaten Banyuwangi Gelar Kegiatan KABUR, Begini Tanggapan Dika Sebagai Peserta

Banyuwangi - Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kabupaten Banyuwangi periode 2023-2024 yang baru terpilih menyelenggarakan kegiatan Kajian dan Buka bersama (KABUR) pada Sabtu, (8/04/2023) yang bertempat di MC Coffe, Jalan KH Imam Bahri, Genteng Kulon, Dusun Krajan, Genteng Wetan, Kecamatan Genteng, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur.

Kegiatan ini merupakan kegiatan perdana dari kepengurusan baru setelah terpilih di bulan Maret lalu. Kegitan perdana ini mengusung kajian terkait Isu PLP2B. Kegiatan ini juga diikuti oleh seluruh kader IMM Banyuwangi. Tidak hanya kader Banyuwangi, namun juga diikuti oleh Mahasiswa Bali. 

Dika Royyan Khoirul Akbar, yang akrab disapa Dika, merupakan salah satu peserta KABUR asal Banyuwangi yang sedang menempuh perkuliahan di Universitas Pendidikan Ganesha, Buleleng, Bali.

Dia mengikuti kegiatan ini untuk mengisi liburan kuliahnya dengan kegiatan bermanfaat, menjalin silaturahmi dengan teman sejawatnya di Banyuwangi, terutama teman-teman IMM sekaligus menambah pengetahuannya tentang peraturan perundang-undangan, tata kelola ruang lahan pertanian, tata kelola ruang dan bagaimana banyuwangi ini seharusnya, yang mana gagasan tersebut dipantik oleh rekan-rekan IMM. 

Sambil menyelam minum air, Dia juga penasaran akan hasil diskusi nanti akan diarahkan ke mana. Selama ini Dia merasa sering kali hasil diskusi hanya berhenti di meja diskusi, sehingga hal tersebut membuat penasaran diskusi kali ini seperti apa tindak lanjutnya. Tak hanya itu, sebagai warga Banyuwangi, Dia merasa memiliki tanggung jawab yang sama untuk ikut membangun dan menganalisis Banyuwangi setelah lulus dari bangku perkulihan nantinya, sehingga pentingnya mengemban ilmu pengetahuan dalam tema kajian kali ini untuk diikuti.

Setelah mengikuti kegiatan tersebut, Dia memahami tentang keilmuan perundang-undangan, Gerakan mahasiswa, dan ide-ide terkait arah Banyuwangi lima tahun mendatang. Saudara Dika juga menyampaikan kekhawatirannya mengenai Banyuwangi kedepannya tidak dapat menjadi swasembada lagi jika pola pengembangan lahan saat ini terus berlanjut tanpa ada perubahan.

Hal ini karena pola pengembangan lahan yang semakin menurun yang bertolak belakang dengan pola pertumbuhan manusia yang berlipat ganda secara dinamis. Pada akhirnya, lahan akan mengalami degradasi tanah dan impor akan jadi solusi ketahanan pangan yang dapat mengakibatkan ketergantungan dan tidak adanya kemandirian secara ekonomi.

Secara personal, Dika menyampaikan tindak lanjutnya untuk melakukan sharing ilmu dan ide-ide yang didapat ke teman-teman yang ada di Bali khususnya Bali Utara. Dia menganggap bahwa pentingnya pengetahuan ini karena banyak teman-temannya berlatar belakang mahasiswa ekonomi dan sejarah yang sangat awam mekanisme hukum, namun penuh ambisi dan berani untuk sounding ke Gubernur dan DPRD terkait Rakel yang memecah gunung Bedugul hingga batal. 

Lebih lanjut, Dika menyampaikan kesannya selama mengikuti KABUR tersebut, “Kegiatan ini bagus, teman-teman ramah-ramah, namun saat sesi diskusi atau interaksi antara audien dan pemateri kurang, dan beberapa faktor seperti forum dalam forum yang sangat disayangkan. kedepannya, dari pemateri atau moderator diberikan pengeras suara supaya yang disampaikan dapat terdengar dan audien yang serius mendengarkan dapat mendengar dengan baik dan tidak terdistraksi oleh suara yang lain," ungkapnya.

Dia menambahkan, "Keseluruhan kegiatan sudah bagus. Dan temen-temen lebih menumbuhkan jiwa-jiwa pergerakan, perlawanan karena mahasiswa adalah penyambung lidah rakyat, diamnya rakyat bukan berarti diamnya mahasiswa”, imbuhnya.
  
Dika juga berharap setelah mengikuti kegiatan ini bahwa, "Saya berharap, berawal dari diskusi ini menjadi tonggak pergerakan mahasiswa untuk bisa memperbarui ide-ide dan pembangunan wilayah yang merupakan salah satu peran mahasiswa sebagai penyambung lidah rakyat," ungkapnya.

Dika juga menambahkan, ”Alangkah lebih baiknya program sejenis dilanjutkan dalam tataran diskusi terlebih dahulu, yang mengundang teman-teman cipayung yang lain. Menurut buku michael Baponin Ide terkait revolusi atau perubahan yang cepat, tidak bisa datang dari satu kepala, maka perlunya melakukan elaborasi gerakan-gerakan mahasiswa yang lain dan IMM menjadi jembatan untuk melakukan sounding atau usulan dalam pembentukan PLP2B bersama teman-teman cipayung lainnya di Kabupaten Banyuwangi dan IMM bisa menginisiasi gerakan tersebut," imbuhnya.

“Harapan berikutnya kegiatan seperti ini bukan hanya sekedar acara serimonial yang tidak ada tindak lanjut dan pengawalan kedepannya, atau sekedar agenda untuk menyampaikan infomasi saja,” pungkasnya.


Reporter: Nisa' Nur Alfiyah (Kader IMM Banyuwangi)
Naufal Afif
Naufal Afif Editor Kuliah Al-Islam, Mahasiswa Universitas Ibn Khaldun Bogor, Ketua Umum IMM UIKA 2018-2020

Posting Komentar untuk "PC IMM Kabupaten Banyuwangi Gelar Kegiatan KABUR, Begini Tanggapan Dika Sebagai Peserta"

4-comments