Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Kunci Sukses Leadership ala Rasulullah


(Kajian Ahad Pagi Fajar Mubarak yang disampaikan oleh Ustadz Dr Piet Hizbullah Khaidir, M.A pada Ahad, 13/08/2023 di Halaman SMA Muhammadiyah 1 Nganjuk)


Fungsi pemimpin ada tiga, yang pertama pemimpin sebagai Direktur, yang kedua pemimpin sebagai Rois, (CEO) dan yang ketiga pemimpin sebagai Panglima. Pemimpin sebagai  direktur (director) dalam memberikan perintah harus tegas tapi pelan. Tegas tidak harus dengan suara tinggi meledak, tapj jelas, tidak abu-abu," ceto welo-welo. Perintah yang jelas bisa mencapai output yang baik.

Sebaliknya, perintah yang tidak jelas atau abu-abu akan bisa menimbulkan bahaya yang besar. Ustadz Piet mencontohkan peristiwa yang terjadi pada Perang Uhud. Rasul memerintahkan agar jangan turun dari Jabal Ukud, tapi sebagian laskar tergoda untuk turun, maka kalahlah pasukan muslim dalam perang tersebut. Ketika ditanya mengapa kita kalah, jawaban Rasul, karena tak ikuti perintah.

Meski Kolektif kolegial harus jelas, bukan untuk siapa saja atau dalam bahasa Ustadz Piet (sinten kemawon) tidak jelas untuk siapa.

Kemudian, fungsi pemimpin yang kedua sebagai Panglima. Ustadz Piet mencontohkan ketika terjadi perbedaan pendapat memilih Panglima perang, Rasul lebih memilih Usamah daripada Kholid bin Walid yang menurut sahabat sudah teruji.  Rasul memberikan alasan, jangan sampai ada kultus individu, dan Kholid bin Walid sudah sepuh, kurang awas. Yang lebih penting memberikan kesempatan para kader yang telah mengikuti pengkaderan di rumah al Arqom langsung harus diorbitkan, ini alasan tegas, tapi disampaikan dengan lembut. Berikan perintah tegas dan jelas, namun ketika melakukan directory, harus lembut.

Fungsi ketiga sebagai Rois atau CEO (Chief Excecutive Organizer) sebenarnya posisinya harus lebih tinggi dari direktur, Ia harus bisa tentukan kebijakaan umum atau menentukan visi dan misi. Visi atau kebijakan yang memberi arah gerak tauhid.

Misi dakwah amar ma'ruf nahi munkar dengan menggunakan strategi ahsan yang baik, serta taktik yang jitu. Masalahnya, kita sering melihat orang lain, hingga bisa jadi kita menari di atas genderang orang lain (menari di atas tabuhan orang lain). Agar bisa membuat daya gerak yang menggerakkan bawahan dan masyarakat, seorang pemimpimpin harus mampu memproduksi "mantra", kata-kata yang bisa menggerakkan mampu membuat semacam quotes.

Di bidang politik, harus menggunakan taktik politik, menggunakan modus operandi fiqih siyasah. Di situ dibolehkan berbohong. Untuk kesatuan tak boleh melakukan diaspora. Dari sini Ustadz Piet mengutip dari kebijakan almarhum Buya Syafii Maarif sebagai Ketua PP Muhammadiyah yang menggariskan kebijakan umum Muhammadiyah memiliki jarak yang sama dengan semua parpol dan menjaga kedekatan yang sama. Kebijakan dipertegas oleh Prof Dien Syamsudin untuk berpolitik secara santun dan terhormat.

Pemimpin harus menerima banyak pendapat. Ketika terjadi Perang Kondak, Rasul ambil strategi perang kota, biar musuh masuk kota. Namun Rasul juga menerima pandangan panglima lapangan. Salman al Farisi tanya, "ini wahyu atau pendapat?" Dijawab, "ini pendapat." Karena pendapat bukan wahyu Salman usul agar dibuat parit. Setiap sudut pertahanan atau parit ada 7 orang salah satu harus bertugas sebagai intel yang tidak diketahui sesama mereka. Panglima lapangan harus melaporkan ke rasul sebagai Panglima Tertinggi. Salman sebagai direktur siap ditegur. Rasul adalah Ceo, Direktur, dan  Panglima.

Di bagian lain juga disampaikan kesabaran itu bisa jadi kekuatan dahsyat, mampu mengalahkan musuh berkali lipat. 100 orang bisa kalahkan 1000 orang.  Sedikit-sedikit nyrempet dunia politik, kita sudah sabar tapi kita polosu (terlalu polos) dan gampang dibohongi dengan citra. Masih saja percaya pada tokoh yang di rool kan, katanya kita tidak akan ngutang, nyatanya Pendidikan gratis tapi tidak sesuai dengan realitas hari ini. Masyarakat yang polos tapi suka pulus.

Keturunan dzalim tak mungkin jadi imam yang baik. Imam yang baik harus adil, berwawasan luas. bertindak tegas, pemaaf, tidak dzalim. Pengejawantahan kepemimpinan yang baik adalah keadilan tanpa kedzaliman dan adanya kolaborasi yang ideal antara direktur, CEO, dan panglima.

Keturunan dzalim tidak mungkin jadi imam yang baik. Imam yang baik harus adil, berwawasan luas. bertindak tegas, pemaaf, dan tidak dzalim. Pengejawantahan kepemimpinan yang baik adalah keadilan tanpa kedzaliman.

Kolaborasi ideal antara direktur, CEO, dan panglima adalah kepemimpinan ideal seperti yang dicontohkan Rasulullah. Pemerintahan yang kuat harus ada satu visi antara eksekutif, oligarkhi, dan teknokrasi. Untuk keberhasilan contohlah Jakarta, untuk itu kita harus membuat satu visi. Menurut Ustadz Piet, Anis bisa menang karena adanya hal sebagai berikut;

1. Takdir Allah

2. Kesolidan tim, bila ada cekcok sedikit harus ditahan

3. Tim horee, terus bertarung dengan santun (emak dan anak muda yang bikin gemes) tim hore yang baik tidak polos.

Jika kita salah pilih pemimpin, maka dampaknya akan luar biasa buruk. Ustadz Piet takut, karena Allah telah mengancam dalam surat Al-Isra ayat 16: yang artinya, "Dan jika kami hendak membinasakan suatu negeri, maka kami perintahkan kepada orang hidupnya mewah di negeri itu (agar menaati Allah), tetapi bila mereka melakukan kedurhakaan di (dalam) negeri itu, maka sepantasnya berlakulah terhadapnya perkataan (hukuman Kami), kemudian Kami binasakan sama sekali (negeri itu)."

Kita dikalahkan tanpa perang, tapi dengan tanda tangan oleh 4L, lu lagi lu lagi. Pada sesi tanya jawab ada yang mengusulkan agar Muhammadiyah jangan ngambang, dipertegas jenis kelaminnya. Dijawabnya Muhammadiyah jelas, tapi tak perlu terlalu dimunculkan bisa berdampak tidak baik. Muhammadiyah Solid dan terus disolidkan. Sinyal "ceto" : yang dipilih harus pemimpin yang tidak pro oligarkhi. Tidak membungkam kebebasan. Muhammadiyah tidak bisa diseret-seret.




Penulis : Panggih Riyadi (Ketua Majelis Pustaka dan Informasi PDM Kabupaten Nganjuk)

Editor : Septi Sartika (Tim Redaktur Pelaksana IMM.Pos)

Posting Komentar untuk "Kunci Sukses Leadership ala Rasulullah"

4-comments