Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Merentang Batas Menerjang Ego : Dilema Immawati dalam Menyikapi Transformasi Gaya Hijab dalam Organisasi



Perguruan tinggi merupakan salah satu tempat untuk mengasah kemampuan dan mengembangkan potensi dalam diri masing-masing mahasiswa. Menjadi mahasiswa tentunya mempunyai tantangan tersendiri untuk mencapai target seperti memiliki IPK yang tinggi, lulus tepat waktu, serta bagaimana mengembangkan potensi diri melalui organisasi.

Organisasi mahasiswa di Indonesia dapat dikategorikan ke dalam dua jenis, yaitu organisasi mahasiswa internal kampus dan eksternal kampus. Organisasi mahasiswa internal kampus atau yang biasa disebut intrakampus adalah organisasi mahasiswa yang melekat pada pribadi kampus atau universitas, dan memiliki kedudukan resmi di lingkungan perguruan tinggi. Organisasi ini mendapat pendanaan kegiatan kemahasiswaan secara mandiri dari pengelola perguruan tinggi atau dari kementerian atau lembaga, pemerintah dan non pemerintah untuk memajukan program kerjanya. Kewenangan pengaturan sepenuhnya ada di tangan pemimpin perguruan tinggi yang dituangkan dalam statute (Undang-undang No. 12 tahun 2012).

Ada beberapa faktor yang mendorong mahasiswa mengikuti organisasi seperti faktor keberhasilan, lingkungan, kemampuan, dan kepribadian. Faktor tersebut pada umumnya akan memiliki arti penting bagi banyak mahasiswa, karena memberikan kebebasan untukmenghadapi kesulitan di mana membutuhkan sikap tanggung jawab yang tinggi, kesiapanmental untuk menghadapi tantangan, untuk mencapai tujuan yang realistis, serta berusahamencapai tujuan. Namun ada juga beberapa faktor mahasiswa yang enggan untuk memilih berorganisasi di kampus seperti terkendala dana, waktu, serta dapat menguras tenaga yang banyak, Kegiatan organisasi juga tampak kurang menarik bagi mereka, ada juga yang tidak ingin terbebani lagi dengan kegiatan organisasi kampus.

Sebagai mahasiswa tentunya harus mengikuti perkembangan zaman, di era sekarang ini banyak dihadapkan pada trend-trend kekinian khususnya bagi mahasiswi atau Immawati. Trend kekinian yang meliputi segala aspek kehidupan tentunya memiliki dampak-dampak dan efek tertentu, seperti halnya trend hijab yang menjadi sebuah persoalan dengan menyeretnya fashion di dalamnya sehingga menghilangkan esensi hijab itu sendiri. Begitupun dengan pergaulan zaman sekarang yang kian mengkhawatirkan. Jika seorang Immawati tidak bisa bersifat inklusif dalam hal pergaulan tersebut tentunya dakwah akan terbatas pada ruang kelas dan lingkungansaja.

Mahasiswa sebagai Agent of Change, antara ego dan Organisasi

Manusia adalah faktor utama yang sangat penting dalam setiap organisasi apa pun bentuknya. Ketika manusia memasuki dunia organisasi maka itulah awal perilaku manusia yang berada dalam organisasi itu (Widiansyah, 2018). Oleh karena itu, persoalan-persoalan manusia senantiasa berkembang berdasarkan situasi dan kondisi dan makin sulit dikendalikan, maka persoalan-persoalan organisasi dan khususnya persoalan perilaku organisasi makin hari makin berkembang.

Mahasiswa disebut sebagai agent of change, dalam sejarah tanah air, jelas bahwa perubahan terjadi ditangan pemuda yaitu runtuhnya era orde baru menjadi era reformasi. Adanya penelitian yang menjelaskan bahwa keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan organisasi merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya prokrastinasi akademik pada mahasiswa (Larson, 1991 dalam Ahmaini, 2010).

Fokus perhatian mahasiswa menjadi terpecah karena pikiran-pikiran yang menyangkut organisasi dan perkuliahan tidak dapat diatur dengan baik. Dalam hal ini mahasiswa tidak dapat melakukan pembelajaran dan kegiatan organisasi yang telah dijalani dan tidak mampu menerapkannya dalam perkuliahan. 

Perilaku organisasi merupakan ilmu pengetahuan yang membahas tentang dampak perseorangan, kelompok, dan struktur dalam perilaku berorganisasi dengan tujuan menerapkan pengetahuan mengenai hal–hal tersebut guna memperbaiki efektivitas organisasi. Perilaku manusia adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi antara person atau individu dengan lingkungannya. Individu membawa ke dalam tatanan organisasi kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan kebutuhan, dan pengalaman masa lalunya. Ini semua merupakan karakteristik yang dipunya individu, dan karakteristik ini akan dibawa olehnya manakala dia akan memasuki sesuatu lingkungan baru, yakni organisasi atau lainnya. 

Sebagai seorang Immawati tentunya memiliki ego yang sangat tinggi, dikarenakan sifat dari perempuan itu sendiri. Ego kamu perempuan telah melangkah jauh bahkan berlebihan dalam mengikuti alur perkembangan yang berakses pada pergeseran harkat dan martabatnya sebagai makhluk yang dimuliakan. Kebebasan dalam pergaulan, emansipasi berlebihan berpakaian yang jauh menyimpang dari syariat, dan tidak memedulikan lagi hakikat hijab itu sendiri, merupakan contoh kecil yang hampir membudaya di kalangan muslimah tak terkecuali kepada Immawati.

Menilik Transformasi Hijab Immawati Masa Kini

Fenomena-fenomena yang kemudian terjadi seperti halnya wanita muslimah di era modern ini yang penuh dengan ketimpangan dan melampaui batas. Misalnya, kita dapat melihat seorang muslimah yang bertaqwa dan shalihah, menjalankan ajaran agamanya dengan baik. Namun dia lalai dan tidak perhatian kepada hubungan sosialnya. dia lebih suka mementingkan kepentingannya sendiri tanpa memperhatikan kaum muslimin dan muslimat di sekitarnya.

Jika ditanya perihal kontribusi, setiap orang yang produktif dan inovatif pastilah memiliki kontribusi yang berbeda akan bidangnya masing-masing. Hadirnya Immawati tentu tidak akan lepas dari apa yang akan dia lakukan dan kontribusi apa yang kemudian akan dia berikan.

Begitupun terkait dengan kontribusinya dalam menjawab persoalan zaman yang menggauni para muslimah era sekarang. Karena begitu banyak tantangan bagi muslimah seiring dengan perkembangan zaman dan kecanggihan teknologi masa kini, khususnya lingkungan, gaya hidup dan media sosial. Banyaknya tantangan yang dihadapi oleh para muslimah di era millennial dan problematika yang sangat terlihat yaitu mengikuti trend gaya hidup perempuan masa kini.

Dengan adanya gaya fashion yang selalu upgrade, sangat berpeluang untuk kaum perempuan terpengaruh untuk mengikuti gaya hidup millenial yang diklaim mengikuti budaya barat. Sehingga, timbulnya penjajahan dalam dunia fashion, dengan mengikuti trend gaya masa kini bagi kaum perempuan di era millenial. Penyebab dari trend-trend tersebut adalah hijab para Immawati yang memutuskan berhijab hanya untuk mengikuti trend gaya hidup masa kini dan agar mendapatkan pujian. Dengan gaya hijab yang tidak sesuai dengan syariat Islam dan mengikuti segala macam gaya fashion yang ada di media sosial.

Tiga hal yang sebaiknya dilakukan dan dikembangkan oleh kaum Immawati dalam menjawab persoalan-persoalan zaman yang menghinggapi muslimah saat ini. Yang pertama ialah melakukan pelurusan terhaap trend yang berkembang atau membuat trend baru untuk mengimbangi trend tersebut. Kedua, bersifat inklusif dalam bergaul. Dan yang ketiga yaitu memperkuat pola kaderisasi, sebagai ujung tombak perkaderan perempuan.

Ketiga hal tersebut rasanya penting untuk menjadi bahan perhatian Immawati dalam upaya meretas krisis identitas remaja saat ini terlebih seorang muslimah. Dalam hal ini peran seorang Immawati tentunya diperlukan untuk menjawab persoalan-persoalan tersebut dengan berani melek akan realitas serta membaca konteks yang ada.

Langkah selanjutnya ialah dengan melangsungkan kaderisasi sebagai penyambung pergerakan. Kaderisasi sangat diperlukan demi masa depan suatu organisasi yang lebih baik, begitupun dalam tubuh IMM. Dengan adanya kaderisasi, berarti suatu organisasi telah mempersiapkan penerus organisasi tersebut pada masa yang akan datang. Setelah seorang 

Immawati minimal harus bisa dan siap dalam menjawab persoalan zaman dengan dua hal yang sudah disebutkan di atas, maka tentu hal tersebut haruslah bisa diteruskan oleh generasi-generasi berikutnya dengan gagasan-gagasan dan aksi yang lebih progresif tentunya. Penguatan dalam berorganisasi antar sesama Immawati juga sangat penting agar dapat menjaga keistiqomahan dalam menggunakan hijab yang sesuai dengan syariat agama. 


Penulis : Hasri Yuliana (Mahasiswi Jurusan Kimia Fakultas Sains Universitas Muhammadiyah Bulukumba)

Editor : Septi Sartika (Tim Redaktur Pelaksana IMM.Pos)


Referensi:

Ahmaini, D .2010. Perbedaan Prokrastinasi Akademik antara Mahasiswa yang Aktif dengan yang Tidak Aktif dalam Organisasi Kemahasiswaan PEMAUSU. Skripsi (tidak diterbitkan). Medan: Fakultas Psikologi Universitas Sumatra Utara.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi. (2012). Retrieved 4 6, 2017,

Widiansyah, A. (2018). Peranan Sumber Daya Pendidikan sebagai Faktor Penentu dalam Manajemen Sistem Pendidikan, 18(2), 229–234

Posting Komentar untuk "Merentang Batas Menerjang Ego : Dilema Immawati dalam Menyikapi Transformasi Gaya Hijab dalam Organisasi"

4-comments