Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Kepemimpinan Perempuan : dari Kiprah Menuju Fitrah


Pada dasarnya manusia diciptakan oleh Allah SWT melalui proses yang sama, baik laki-laki maupun perempuan. Selama penciptaan manusia, Allah SWT menjelaskannya secara menyeluruh melalui Firman-Nya dalam Al-Quran. Banyak kalimat yang menjelaskan proses terciptanya manusia, baik laki-laki maupun perempuan.

Dalam penjelasan QS. Ad-Dzariyat: 56 tentu tidak ada yang sia-sia ketika makhluk hidup diciptakan di bumi ini. Berbicara tentang wanita, wanita adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT dengan bentuk yang sempurna seperti halnya pria, pada wanita sebenarnya banyak berbagai potensi atau kodrat yang diberikan oleh SWT dan membekali wanita untuk lebih memahami dan mempelajari kemampuan perempuan sejak penciptaannya.

Memahami Potensi Perempuan

Potensi adalah kemampuan atau kekuatan yang ada dalam diri seseorang, baik yang diperolehnya sejak lahir maupun yang diperolehnya melalui pengalaman dan pengajaran (pendidikan). Pada dasarnya, potensi yang dimiliki oleh laki-laki juga dimiliki oleh perempuan itu sendiri, karena laki-laki dilahirkan dengan beberapa fitrah bawaan yang menjadi kemampuan yang ada pada dirinya, potensi tersebut meliputi potensi fisik (jasmani), potensi mental (mental) dan Roh (Spirit).

Ketiga potensi ini akan memberdayakan masyarakat, khususnya perempuan, untuk menentukan dan memilih jalan hidupnya. Manusia memiliki kebebasan untuk menentukan nasibnya melalui upaya yang dilakukan. Itu semua tergantung pada bagaimana mereka memanfaatkan potensi bawaan mereka.

Ketiga potensi ini saling mendukung dan melengkapi. Namun, dalam ketiga potensi tersebut, potensi mental dan intelektual berperan penting dalam menentukan keberhasilan setiap orang, karena dari kedua potensi inilah orang akan mengetahui kemana mereka harus pergi, apa yang mereka inginkan, dan apa yang mereka inginkan. Apa pun yang mereka lakukan, mereka pasti akan memikirkan sebab dan akibat dari apa yang ditentukan oleh potensi nalar dan akan mempercayai apa pun yang ditentukan oleh potensi spiritual yang terkandung di dalamnya. Potensi fisik mendukung keduanya hanya untuk membuatnya lebih lengkap, meski perannya tidak bisa diremehkan secara mendasar

Beberapa potensi tersebut perlu benar-benar dipahami dan dikembangkan secara maksimal oleh perempuan agar potensi tersebut dapat diorientasikan dan menghasilkan kapasitas yang baik bagi perempuan itu sendiri. Banyak wanita tidak mencapai potensi penuh mereka. Karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman akan potensi yang ada pada diri mereka, mereka hidup terlalu tertutup, cenderung menarik diri dari kondisi lingkungan, terus memberikan pendapat yang mereduksi potensi perempuan, dari situ arah pengembangan potensi menjadi sulit. stagnasi. dan terbatas.

Jadi, kita semua wanita, mari kita ubah pikiran kita, jangan takut untuk bertindak, mari terus berusaha dan menyempurnakan kemampuan kita. Karena masa depan kita tergantung dari apa yang kita lakukan sekarang. Yang terpenting bukan ingin hidup kita diwarnai oleh orang lain, tapi kitalah yang bercita-cita untuk mulai menebarkan warna kepada orang lain. 

Perempuan : dari Kiprah Menuju Fitrah

Seiring dengan perkembangan waktu dan tuntutan zaman, tak dapat dipungkiri bahwa kiprah perempuan yang seyogyanya merupakan sayang karena perasaannya yang halus dengan sifat dasarnya yaitu keindahan, kelembutan, serta memelihara, kini harus ikut berkecimpung dalam dunia persaingan. Persaingan yang dimaksud merupakan kondisi dimana hadirnya ide, pengalaman, dan kreativitas hendaknya dimiliki oleh seorang perempuan. 

Hal ini, dapat dilihat pada kiprah seorang perempuan dengan kodratnya yang disebutkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang mengartikan bahwa perempuan merupakan orang (manusia) yang mempunyai puki, dapat menstruasi, hamil, melahirkan anak, menstruasi, hamil, melahirkan anak dan menyusui. Dari pengertian tersebut menghadirkan kesadaran akan kebesaran Allah SWT terhadap makhluk ciptaan-Nya yang disebut perempuan.

Dalam sambutannya yang disampaikan oleh Menteri Siti, Iriana Joko Widodo menjelaskan bahwa, perempuan Indonesia harus semakin peka dan peduli setiap saat, sehingga siap  memberikan solusi dan kontribusi terbaik bagi masyarakat Indonesia. Kepekaan dan kepedulian terhadap sesama yang dilandasi prinsip kekeluargaan dan gotong royong harus dilestarikan dan dihidupkan kembali sebagai bagian dari  kehidupan sehari-hari. Mulai dari keluarga, rukun tetangga (RT), rukun tetangga (RW) hingga organisasi masyarakat yang lebih luas, termasuk  birokrasi negara. 

Perempuan kini berperan penting sebagai pribadi, perempuan, ibu dan warga negara yang bertanggung jawab dalam mendidik generasi penerus. Perempuan Indonesia juga harus mampu berpartisipasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.  Hal lain yang harus menjadi perhatian semua perempuan adalah  kondisi alam di Indonesia yang mulai rusak dan tandus sehingga menimbulkan gejala pemanasan global. Harapan ke depannya, mulai saat ini seluruh perempuan Indonesia dapat menjadi perwakilan dari alam hijau lingkungannya  dan ikut serta melestarikan alam Indonesia sebagai warisan bagi generasi penerus bangsa. 

Di era digitalisasi atau era Five Point O (5.0) yang berkembang penuh, seluruh perempuan Indonesia akan memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembangunan negara dengan lebih mudah  melalui  internet, media sosial, ponsel pintar, dan jaringan multimedia lainnya. Namun, itu harus digunakan dengan bijak, terutama dalam hal-hal yang positif, mendidik, dan konstruktif. 

Lebih lanjut, Menteri Siti juga memaparkan hubungan perempuan dengan era digital 5.0, menjelaskan bahwa koneksi itu penting. Memahami masalah sangat penting untuk menemukan dan mengkampanyekan solusi  dengan bantuan pengetahuan dan kebijakan pemerintah.

Dalam kaitannya dengan ini, Menteri Siti juga berpesan kepada perempuan Indonesia agar anak-anak mereka memahami pentingnya menjaga lingkungan. Menurut Menteri Siti, hal itu bisa dimulai dengan memberikan contoh kepada anak-anak Anda, misalnya dengan menanam pohon di lingkungan sekitar.



Penulis : Muhammad Hafid Ridho  (Kader PK IMM Tamaddun Universitas Muhammadiyah Malang)

Editor : Septi Sartika (Tim Redaktur Pelaksana IMM.Pos)

Posting Komentar untuk "Kepemimpinan Perempuan : dari Kiprah Menuju Fitrah"

4-comments